Sabtu, 12 Juli 2014

di depan kelamboe terboeka

Description: http://archive.ivaa-online.org/img/artworks/big/1347268555.jpg
           
“ Di Depan Kelamboe Terboeka ”
86 cm  x 66 cm
Oil on canvas
Tahun 1939


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0IltUouq7z0O5X530nRs1E92UeKXcDBWERkC1CfkFtbcG5JFXcMVc1R5yDT8lrJZsWZuJFecCEJj-hQiH1QMhd4RWlzT49Dd0q7sQsWU5cLDP74b0fC-uT7kJmdHjW4MBVoJ7madc67-r/s400/s-sudjojono.jpgLukisan diatas merupakan Karya Sudjojono yang berjudul “Di Depan    Kelambu Terbuka” dengan teknik oil on canvas yang dibuat pada tahun 1939. Sudjojono lahir di Kisaran, Tebing Tinggi Sumatra Utara pada sekitar tahun 1913. Kedua orang tuanya adalah migran dari Jawa yang bekerja sebagai kuli kontrak di perkebunan Deli, pada awal abad ke-20. Di dalam lukisan ini sudjojono melukiskan seseorang yang sedang duduk di atas kursi dengan posisi duduk yang agak serong kekanan serta  tangan kanan bersandar pada bahu kursi dan tangan kiri berdiri tegak dengan memegang tepi kursi. Seseorang  tersebut memakai baju bermotif bunga-bunga dengan warna yang berwarna-warni dan bawahan hitam dengan sedikit motif gerigi yang berwarna orange kecoklatan. Seseorang tersebut berkulit kecoklatan yang dapat dilihat dari pewarnaan kulit tangan serta bagian atas yaitu leher dan raut muka seseorang tersebut lebih putih dari warna kulit tangannya. Mata yang bulat dengan bola mata berwarna hitam pekat, alis mata yang berwarna hitam pula serta bibir yang tertutup dengan warna coklat keabu-abuan. Rambut yang berwarna hitam dan telinga yang terlihat sedikit dengan warna putih kecoklatan. Kursi yang ia duduki berwarna coklat tua dan coklat muda (cream) kemudian dibelakang kursi yang ia duduki terdapat kelmbu yang berwarna putih yang telah tercampur oleh warna putih keabu-abuan sehingga terlihat kusam. Kelambu itu digambarkan dengan terbuka dan disana terlihat goresan warna hitam dengan motif seperti sulur-suluran dan garis-garis. Kemudian dibagian atas kelambu terdapat motif seperti sulur-suluran dengan kontur yang berwarna putih serta dibagian kiri wanita tersebut terdapat gambar objek berwarna merah dan hijau sedangkan disebelah kanannya hanya berwarna hijau. Background yang digunakan adalaha warna coklat campur hitam, kuning dan coklat muda.
Lukisan ini apabila dilihat menggunakan dominasi warna monokromatis dan cenderung gelap yang telah tergambar pada warna background dan bawahan baju orang tersebut pakai yaitu warna hitam dan sedikit warna coklat selain itu juga dapat dilihat dari warna kelambu yang putih keabu-abuan. Selain warna yang mendominasi juga dalam lukisan tersebut mengandung unsur garis yang dapat dilihat dari kontur kursi dan objek manusia yang ada pada lukisan tersebut serta penggambaran seseorang yang sedang duduk pada kursi berwarna coklat dan cream digambarkan lebih jelas daripada background pada lukisan untuk menonjolkan subject matter lukisan. Garis yang ada dibelakang orang tersebut yang seperti motif sulur-suluran serta dapat dilihat juga tekstur yang ada pada lukisan “di depan kelambu terbuka “ bahwa tekstur tersebut terlihat ekspresif pada bagian kelambu, background dan raut muka orang yang ada pada lukisan. Lukisan ini memiliki value pewarnaan yang berbeda antara bagian bawah dan bagian atas lukisan, bagian bawah cenderung lebih gelap dibangdingkan bagian atas lukisan yang terang namun tetap terlihat seimbang. Sentuhan warna orange pada kain jarit memberikan kesan keseimbangan pada warna hitam kain jarit. Meskipun pada bagian atas lukisan valuenya lebih terang daripada bagian bawah lukisan, tetapi pada bagian atas diberikan sedikit warna merah kusam untuk dapat menyeimbangkan komposisi lukisan. Pada sisi bagian kiri atas lukisan terdapat gambar sulur-suluran berwarna hitam serta gambar bunga berwarna merah dengan daun hitam untuk mengisi kekosongan lukisan bagian kiri.
Lukisan yang berjudul ‘Di Depan Kelamboe Terboeka’ ini dipamerkan pada saat pameran di Bataviasche Kunstkring. Lukisan ini menampilkan sosok wanita yang sedang duduk dikursi. Biarpun tubuh itu dilukiskan tenang, tetapi tidak demikian jiwanya. Terlihat pada penggambaran mata yang menatap dengan tatapan yang tajam, seakan menyiratkan tentang berbagai hal yang ingin diungkapkan. Gelora kehidupan yang kalut pada masyarakat, berkobar dalam roman mukanya. Mata yang dilukisan itu bagai buku penghidupan bagi mereka yang membacanya. Wajah pucat, mata hitam, dan mulutnya yang terkatup, adalah perpaduan antara kesedihan, celaan, pertanyaan, dan mungkin kebencian. Goresannya bebas dan imajinatif, sedangkan warnanya kuat tetapi halus dan tidak menggunakan warna-warna yang mencolok. Secara keseluruhan lukisan itu mengekspresikan perasaan kemanusiaan yang dalam. Seniman S. Sudjojono merupakan seniman yang tergabung dalam PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia), yaitu perkumpulan pertama di Jakarta yang berupaya mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya. Karya-karya yang dihasilkan mencerminkan tentang tema perjuangan rakyat, mementingkan nilai-nilai psikologis, tidak terikat kepada obyek alam yang nyata, memiliki kepribadian Indonesia, serta didasari oleh semangat dan keberanian.
Pemilihan warna yang pucat dan tidak mencolok, melambangkan suasana atau keadaan kelam yang menyilimuti hatinya. Posisi duduk yang tenang dengan tangan kanan yang diletakkan diatas kursi, seakan-akan berada pada posisi yang santai tetapi serius. Seorang wanita yang ada pada lukisannya itu ternyata istri dari sudjojono yang bernama Mia Bustam. Beliau adalah istri pertama dari S.Sudjojono yang terkhianati cintanya oleh  S.Sudjojono karena Sudjojono telah mencintai wanita lain yaitu Rosalina Poppeck  seorang sekretaris dan penyanyi selama beberapa tahun, yang kemudian dinikahinya sekaligus mengganti nama istri barunya menjadi Rose Pandanwangi.  Lukisan ini menggambarkan tentang jiwa ketok tentang seseorang yang duduk di bawah kelambu tapi tak ada cantik-cantiknya dalam artian seorang wanita yang tampil apa adanya tanpa riasan untuk mempercantik wajahnya, ia menunggu suaminya yaitu Sodjojono yang telah bersamanya dalam waktu lama hingga akhirnya mereka mempunyai delapan anak. Namun penantian Ibu Mia Bustam terhadap suaminya hanyalah sia-sia karena sang suami yaitu Sudjojono tidak akan kembali lagi bersama Ibu Mia Bustam meskipun kelambunya tetap terbuka karena Sudjojono telah menikah lagi dengan wanita lain dan Ibu Mia Bustampun akhirnya diceraikan. Wajah yang pucat, tatapan tajam serta mulut yang terkatup menyiratkan kekecewaan, kesedihan, celaan, pertanyaan, dan kebencian.
Lukisan Sudjojono yang berjudul ‘Depan Kelamboe Terboeka’ dapat menggambarkan realita kehidupannya dan maknanya dapat ditangkap oleh orang yang melihatnya. Lukisan ini juga mampu menyampaikan pesan yang ingin diungkapkan oleh seniman kepada penonton atau publik. Selain itu lukisan ini juga memiliki ciri khas  goresan yang berbeda dengan seniman lain yaitu ekspresif namun dengan goresan ekspresifnya seniman mampu menampilkan suasana yang terjadi pada lukisan tersebut seperti suasana kelam karena kesedihan, kekecewaan, celaan, pertanyaan dan kebencian yang ditampilkan dalam lukisan yang berjudul ‘Di Depan Kelamboe Terboeka’. Kombinasi warna cenderung pucat dan keseimbangan lukisan ini sudah bagus. 

1 komentar:

  1. f5288 - Videosl - Videosl - Cviv | Videoodl.cc
    f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. f5288. youtube mp4 f5288. f5288.

    BalasHapus